Ciri-ciri Hubungan Toxic Patut Diwaspadai agar Tidak Terjebak

Ciri-ciri Hubungan Toxic Patut Diwaspadai agar Tidak Terjebak – Bertahan dalam hubungan toxic tidak membuat kita merasa bahagia, justru dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan fisik hingga mental. Beberapa gangguan fisik dan mental yang mungkin terjadi, yakni kecemasan, depresi, gangguan tidur, hingga berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh.

Seseorang yang terjebak dalam hubungan toxic cenderung memperlihatkan sikap manipulasi, ketergantungan berlebihan, hingga merasa kurang percaya diri. Tak jarang pula, timbul rasa bersalah kepada orang lain.

Ciri-ciri Hubungan Toxic Patut Diwaspadai agar Tidak Terjebak

Kenali Ciri-ciri Hubungan Toxic

Ciri-ciri Hubungan Toxic Patut Diwaspadai agar Tidak Terjebak. Terkadang, seseorang tidak sadar jika dirinya terjerat hubungan toxic. Hal ini dapat terjadi karena rasa sayang dan cinta yang besar kepada pasangannya. Sebuah hubungan dapat dikatakan toxic relationship jika memiliki beberapa tanda berikut ini.

1. Tidak Mendapatkan Dukungan

Sudah seharusnya, pasangan kekasih maupun pasangan suami istri memberikan dukungan satu sama lain. Hal ini bertujuan untuk menjaga hubungan tetap awet dan harmonis.

Hubungan yang tidak sehat justru sedikit canggung dalam memberikan suatu pertolongan atau apresiasi kepada pasangannya. Sebagai contoh, ketika salah satu pasangan memiliki karir yang bagus, dianggap sebagai saingan.

Setiap membeli atau mengenakan sesuatu selalu mendapatkan kritikan yang merendahkan. Sering mendapatkan perkataan dan perilaku kasar saat mengungkapkan pendapat.

2. Rasa Cemburu yang Berlebihan

Ciri-ciri hubungan toxic selanjutnya, yakni rasa cemburu yang berlebihan. Rasa cemburu yang berlebihan ini juga dapat disebut sebagai cemburu buta.

Tanpa alasan yang jelas dan logis, pasangan merasa cemburu. Bahkan, pasangan akan menaruh curiga terhadap setiap gerak-gerik, kebiasaan dan keseharian kita.

Rasa cemburu yang tidak wajar ini dapat berlangsung secara terus menerus. Akibatnya, pertemanan dan relasi kita menjadi terbatas. Buruknya lagi, dapat berdampak pada pendidikan hingga karir.

3. Pasangan Bertindak Manipulatif

Hubungan yang sehat akan saling mengandalkan satu sama lain. Sebaliknya, dalam hubungan toxic salah satu pasangan akan mengambil kendali penuh.

Contoh sikap yang sering ditunjukkan, yakni memaksakan keinginan dan kehendak tanpa memikirkan perasaan pasangan. Kerap kali mengeluarkan kata-kata yang bersifat menyakinkan, sehingga membuat kita selalu menurutinya.

Kendali pasangan yang sudah tidak terkontrol akan menimbulkan tindakan manipulatif. Pasangan tidak akan merasa bersalah meskipun tindakannya tersebut sudah memberikan dampak buruk.

Jika hubungan semacam ini terus berlanjut, dapat membuat kita tidak berkembang. Pendidikan ataupun karir bisa berantakan karena campur tangan pasangan yang terlalu mengekang.

4. Tidak Bersikap Jujur

Ciri-ciri hubungan toxic yang wajib diwaspadai, yakni sikap tidak jujur atau sering berbohong. Dalam setiap hubungan, baik itu hubungan kekasih, suami istri, maupun pertemanan, harus dilandasi dengan sikap jujur. Hal ini bertujuan untuk membangun kepercayaan.

Selain itu, kejujuran adalah salah satu pondasi utama untuk membangun hubungan yang sehat. Jika pasangan kita sering berbohong atau tidak berkata jujur, wajib berhati-hati. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan kita berada dalam hubungan toxic.

Kebohongan tersebut tidak hanya berlaku di sesuatu masalah yang besar sejat, akan tetapi juga termasuk dengan hal-hal kecil juga. Misalnya saja, perihal pergi kemana, dengan siapa dan hal kecil lainnya. Biasanya, pasangan akan marah dan menyalahkan jika ketahuan berbohong.

5. Mendapatkan Kekerasan secara Verbal dan Fisik

Ketika pasangan kerap mengeluarkan kata-kata kasar, sarkasme, hingga sindiran, sebuah hubungan dapat dikatakan toxic alias beracun. Kata-kata kasar yang dilontarkan bisa berbentuk hinaan, baik itu fisik maupun pencapaian. Hal ini akan membuat kita merasa sakit hati dan rendah diri.

Saat ingin mengutarakan pendapat, kita akan merasa takut karena khawatir melakukan kesalahan. Pikiran ini dapat membuat kita sulit untuk menjadi diri sendiri.

Kekerasan tidak hanya dilakukan secara verbal saja, tetapi juga mencakup kekerasan fisik. Ketika pasangan emosi dan merasa kesal akan meluapkan amarahnya dengan memukul, menampar, atau tindakan main tangan lainnya.

Tindak kekerasan terjadi ketika pasangan saling berselisih atau berbeda pendapat. Hubungan toxic yang sudah mengarah kekerasan fisik tidak boleh dipandang sebelah mata. Jika terus dibiarkan dapat berimbas pada hal-hal yang lebih merugikan, seperti pelanggaran hukum.

6. Stres yang Berkepanjangan

Ciri-ciri hubungan toxic yang tidak boleh kita anggap sepele, yakni merasa stres secara terus menerus. Saat menjalin sebuah hubungan, sudah seharusnya merasa tenang dan damai karena memiliki seseorang yang dapat selalu kita andalkan.

Namun, dalam hubungan toxic, ikatan antara pasangan justru membuat stres. Rasa stres ini dapat timbul karena berbagai macam faktor, seperti terlalu sering mendapatkan perkataan dan perilaku kasar, tidak mendapatkan dukungan dan lain sebagainya.

Rasa stress ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Sebab, jika mengalami stres dalam jangka waktu panjang dapat menimbulkan kelelahan, baik itu kelelahan secara fisik maupun mental.

Cara Mengatasi Hubungan Toxic

Jika kita mengalami hubungan toxic, segeralah untuk membuat keputusan yang tepat. Jika dibiarkan berlkepanjangan bisa memberikan sebuah dampak sangat buruk bagi diri sendiri.

Lepas dari hubungan toxic memang tidaklah mudah. Akan tetapi, terdapat beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk mengatasi hubungan toxic.

Pertama, kita harus sadar dan mengakui jika hubungan yang saat ini dijalani adalah hubungan toxic. Setelah itu, evaluasi diri sendiri dan hubungan kita. Cari akar permasalahan yang membuat hubungan toxic terjadi.

Kemudian, bersikaplah asertif dengan menjalin komunikasi yang jujur dan tegas. Jangan terlalu memberikan ekspektasi tinggi terhadap pasangan untuk berubah.

Jika hubungan toxic tersebut tidak bisa diperbaiki maka segera akhiri. Untuk memulihkan diri setelah menjalani hubungan toxic, tak ada salahnya pergi ke psikolog untuk melakukan konsultasi hingga terapi.

Ingat! Waspadai ciri-ciri hubungan toxic agar tidak merasa dirugikan. Ketika kita menjalin hubungan dengan seseorang tujuannya adalah untuk bahagia bukan sengsara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *